Kultur – Pertanyaannya: Sudah nonton dokumenter berjudul “Erathlings”? Itu lho, tentang cerita saudara binatang yang sudah dieksploitasi sejak ribuan tahun lalu. Mungkin sejak jaman Atlantis dimana Children of Belial sudah mulai suka makan makhluk lemah. O brosis Earthlings, seandainya kau tahu.
Kembali ke cerita utama, ceritanya dimulai dari kunjungan ke toko hewan peliharaan , pabrik anak anjing , dan berbagai profesi hewan , Earthlings menyertakan rekaman yang diperoleh melalui penggunaan kamera tersembunyi untuk mencatat praktik sehari-hari dari beberapa industri terbesar di dunia, yang semuanya bergantung pada hewan. Kemudian, film ini menarik kesejajaran antara spesiesisme dan rasisme, seksisme, dan apalagi ya?

Ini film dokumenter dibuat oleh saudara kita dari sono Amerika, diproduksi tahun 2005 dengan visi mampu menunjukkan bagaimana kita manusia mengeksploitasi (kembali ke arti dan makna kata spesiesisme dan rasisme, seksisme) atas hewan sebagai peliharaan, makanan, pakaian, hiburan, dan untuk penelitian ilmiah.
Dokumenter ini sulit dinikmati karena bukan genre entertainment yang biasa kita tonton, membuat kita tertawa sejenak dan setelah itu kembali jadi zombi dan budak smartphone mode. Walau para kontributor misalnya ada Joaquin Phoenix sebagai narator, pengisi musik Moby , dan disutradarai oleh Shaun Monson, eksekutif diproduksi oleh Libra Max dan co-diproduktor oleh Maggie Q.
Tanggapan dari yang tidak perduli hingga ke insiden berat
Cerita insiden dari film ini mungkin kisah Penyanderaan oleh Maksym Kryvosh atas ta sebuah bus dengan 13 orang di dalamnya di kota Lutsk , Volyn Oblast , Ukraina pada tanggal 21 Juli 2020.
Maksym menuntut agar Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky membuat postingan film dokumenter Earthlings kepada semua orang. Dalam beberapa jam, sang presidenpun memenuhi permintaan Kryvosh, memposting video Facebook di mana dia berkata dalam bahasa Rusia, “Semua orang harus menonton film Earthlings 2005. ” Kryvosh kemudian membebaskan tiga sandera . Setelah kebuntuan dengan polisi, Kryvosh ditangkap, 10 sandera lainnya dibebaskan, semuanya tidak terluka, dan video rekomendasi Presiden itu akhirnya kemudaian dihapus.
Keesokan harinya, Shaun Monson sang direktor film dokumenter ini bereaksi terhadap insiden tersebut dengan mengatakan bahwa ” Penduduk bumi tidak mendukung atau membenarkan tindakan teror, karena pesannya adalah kasih sayang untuk semua makhluk. Hati kami tertuju pada semua yang terkena dampak ini cobaan berat, untuk keluarga mereka, serta pihak berwenang yang memastikan bahwa tidak ada nyawa yang hilang. Semoga kita bergerak maju dengan tanpa kekerasan terhadap semua.” Cerita ini sangat spesial dan enyentuh hati orang banyak.
Perspektif berbeda dan merubah dunia
So, siapapun brother dan sister, dimanapun berada dan bersinggungan atau hidup dengan hewan mungkin akan bertanya, bagaimana kita mnangkap persepsi yang beda dari “business as usual”, menghayati pesan film ini dan berubah sikap kearah kasih (kasih yang sebenarnya dan bukan “cinta ayam” saat kecil ditimang-timang disayang-sayang, sesudah besar disembelih tuk lauk siang) dengan semua yang bernyawa karena memang dicipta untuk menjalani perjalanan di dunia dimensi 3 ini. So let’s “See, Learn and Do” dan you might change the world.
Semoga bermanfaat dan lancar menuju dimensi yang lebih tinggi brosis.