A place where you need to follow for what happening in world cup

FOMO – Apa Itu? Saya Sehatkah?

Fear of Missing Out

Sekarang Saya Tahu FOMO – Sudah menjadi sifat manusia untuk selalu membandingkan hidup kita dengan hidup orang lain. Kita iri pada mereka yang lebih terkenal atau sukses? Ketika orang lain ‘mencapai atau memperoleh sesuatu’, mengapa kita merasa seperti ‘ada yang hilang’? Mengapa kita membuat diri kita percaya bahwa orang lain selalu memiliki hal-hal yang lebih baik dari kita – pekerjaan, peluang, teman, kehidupan sosial, pengalaman, keberuntungan – yang lebih baik dari segalanya. So apa yang dimaksud debgan FOMO’ atau ‘Fear of Missing Out.

Apa Itu FOMO

Ini yang sekarang viral dan dikenal dengan ‘FOMO’ atau ‘Fear of Missing Out’. FOMO pada dasarnya adalah kecemasan atau ketakutan yang sering berekalasi bisa sampai ketingkat fatal karena kehilangan kesempatan bersosialisasi atau mendapatkan pengalaman yang dirasakan orang lain.

Sayangnya, FOMO eksis sebagai keinginan kompulsif untuk tetap terhubung dengan kehidupan orang lain secara online. Kita kecanduan Facebook, Twitter, Instagram, dll. sampai pada tingkat di mana memeriksa apa yang dilakukan orang lain atau bagaimana mereka bereaksi terhadap postingan kita – menjadi sangat penting dan menghabiskan banyak bukan hanya waktu tetapi juga yang terpenting ‘Energi’. Dalam beberapa tahun terakhir, jendela instan yang disediakan media sosial ke dalam kehidupan orang lain telah membawa FOMO ke titik tertinggi sepanjang masa.

Berapa Lama konek ke Internet?

Kita Indonesia sendiri tercatat dalam daftar 10 besar negara yang kecanduan media sosial. Posisi Indonesia berada di peringkat sembilan dari 47 negara yang dianalisis. Sebanyak 168,5 juta orang Indonesia menggunakan perangkat mobile, seperti smartphone atau tablet untuk mengakses media sosial, dengan penetrasi 99 persen.

Masih dalam laporan yang sama, pada Januari 2021, pengguna internet di Indonesia tercatat mencapai 202,6 juta dengan penetrasi 73,7 persen. Dilansir dari We Are Social waktu yang dihabiskan orang Indonesia untuk mengakses internet per hari rata-rata 8 jam 52 menit.

<img decoding=
Pengguna Internet Dunia 2021

Get Lost

Mengapa kita percaya bahwa mengikuti kehidupan orang lain di media sosial akan memperkaya hidup kita sendiri? Alih-alih ingin merasakan dunia nyata, mengapa sekarang kita lebih suka melihatnya melalui jendela virtual?

Media sosial adalah alat yang ampuh untuk tetap terhubung di dunia modern. Namun, Sebenarnya ini tidak memberikan gambaran yang lengkap dan akurat tentang kehidupan orang-orang. Medsos hanya memberikan cuplikan dari semua saat-saat indah dan poin-poin tinggi saja. Jadi, dalam banyak hal, versi media sosial adalah kenyataan yang salah.

Studi menunjukkan bahwa FOMO menyebabkan ketidakpuasan ekstrem dan memiliki efek merugikan pada kesehatan fisik dan mental kita – perubahan suasana hati, kesepian, perasaan rendah diri, berkurangnya harga diri, kecemasan sosial yang ekstrem, dan peningkatan tingkat negatif dan depresi . Di negeri paman sam, tidak mengherankan penggunaan anti-depresan meningkat tajam dalam beberapa tahun terakhir karena FOMO.

Remedi FOMO?

Mengurangi ketergantungan pada media sosial pasti akan membantu. Kita juga dapat mencoba untuk lebih memahami kehidupan mereka yang kurang beruntung dari kita. Memberikan waktu untuk kegiatan amal atau sosial yang melibatkan mereka yang kurang beruntung pada akhirnya dapat membantu kita menyadari betapa beruntungnya kita.

Alih-alih terobsesi dengan orang lain, membuat jurnal suasana hati untuk mencatat pikiran dan perasaan kita sendiri dapat sangat bermanfaat bagi keadaan pikiran kita. Dan kita harus selalu mengingatkan diri kita sendiri untuk menghargai semua yang baik dan berarti dalam hidup kita – keluarga, teman, keamanan, kesehatan, dan/atau apa pun yang penting. (SSTTECH)

Teknologi